Minggu, 15 Oktober 2023
 |
| Sumber Ilustrasi: heraldmalaysia.com |
Minggu Biasa XXVIII; Rm 1:1-7; Mzm 98; Luk 11:29-32
CINTA, kasih sayang, dan bimbingan dapat diekspresikan dalam dua cara yang berbeda: bisa melalui hadiah atapun hukuman, pujian atau teguran, menarik atau melepaskan, dan lain sebagainya. Sebagai contoh, seorang guru bisa memberikan hadiah dan pujian kepada murid yang berprestasi, sementara akan memberikan teguran dan sanksi kepada murid yang nakal dan suka berkelahi. Tindakan mana yang lebih mencerminkan kasih sang guru terhadap murid-muridnya? Tentu keduanya termasuk cerminan kasih semua!
Bacaan Injil dalam satu pekan ini akan menghadirkan Yesus yang mengecam sekelompok orang, yaitu para pemimpin agama dan pemuka Yahudi. Yesus menyebut mereka sebagai "angkatan yang jahat," karena mereka meminta tanda bukan dengan maksud menerima, melainkan untuk mencari kesempatan untuk menjatuhkan Yesus. Hati mereka buta dan tidak mampu mengenali Yesus yang hadir di depan mereka sebagai tanda kehadiran Allah yang menyelamatkan. Yesus berusaha membuka mata mereka dengan menunjukkan perilaku mereka yang tidak patut.
Yesus juga memberikan gambaran yang ironis. Pada hari penghakiman, mereka yang dianggap kafir tetapi bertobat karena pemberitaan Nabi Yunus dan kebijaksanaan Raja Salomo, akan bangkit dan menghakimi bangsa pilihan yang keras kepala. Bangsa pilihan ini telah menolak untuk percaya kepada Yesus sebagai Utusan Allah. Bagaimana dengan kita? Apakah kita masih ragu dan belum memberikan tanggapan yang sesuai terhadap Yesus sebagai Utusan Allah? Marilah kita refleksikan diri kita sendiri.
